Profil & Kisah Sukses
10 November 2020
I Wayan Widodo Jatrianda, Perintis Pertanian Organik di Desa Seraya Barat, Karangasem, Bali
Oleh: Istri Darmiyati
Desa Seraya Barat berada di wilayah Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem.
Desa Seraya Barat merupakan dataran rendah dengan suhu yang sangat panas. Pekerjaan utama masyarakat Desa Seraya Barat adalah petani yang mengandalkan musim hujan, sehingga pertaniannya hanya setahun sekali yaitu pada bulan Oktober sampai dengan Februari. Adapun jenis tanaman yang ditanam adalah jagung lokal, kacang-kacangan, cabai, terong, ubi, dan buah-buahan yang bisa hidup di daerah panas.
Seorang pemuda warga Desa Seraya Barat bernama I Wayan Widodo Jatrianda, 28 tahun, rela meninggalkan pekerjaannya di sebuah hotel untuk terjun sebagai petani dengan menerapkan konsep pertanian organik.
Alasannya terjun ke bidang pertanian dan memilih pertanian organik adalah untuk mengubah sistem pertanian yang sudah ada dan kembali menyuburkan tanah yang tiap tahunnya sering menggunakan pupuk kimia. Selain itu, pertanian organik sangat ramah lingkungan dan hasil panennya lebih sehat untuk dikonsumsi. Ke depannya pertanian organik diharap menjadi pilihan utama bagi masyarakat petani agar bisa memberikan produk pertanian yang sehat.
Kegiatan pertanian organik yang dia lakukan melibatkan beberapa kelompok masyarakat kecil sebagai percontohan dan sebagai pelopor pertanian organik di Desa Seraya Barat.
Tanaman yang sudah mereka tanam secara organik adalah cabai dan beberapa tanaman herbal lainnya.
Ada beberapa kendala yang dihadapi saat menjalankan usaha pertanian organik yaitu :
- Masih sulit mengajak masyarakat untuk mengubah pola pertanian kimia menjadi pertanian organik.
- Banyak hama penyakit yang menyerang tumbuhan. Tapi untungnya, mereka bisa tangani dengan memberikan obat pertanian organik yang mereka buat dengan bahan-bahan yang ada di alam.
- Kurangnya daya beli masyarakat yang awam dengan pertanian organik.
Selama ini usaha pertanian organik yang mereka lakukan, belum tersentuh oleh pemerintah dalam hal pemberian bantuan alat, pupuk maupun pemasaran.
Untuk sementara ini, pemasaran dilakukan secara door to door ke masyarakat sekitar dan ke warung bahan makanan yang ada di wilayah Seraya Barat. Target terbesar mereka ke depannya adalah mampu memenuhi pasar cabai di wilayah Kabupaten Karangasem secara keseluruhan.
Di masa pandemi ini, mereka mengalami sedikit kendala di bidang pemasaran. Namun di sisi lain, ada nilai plus yang mereka terima dari pandemi ini yaitu banyak masyarakat yang kembali menggeluti pertanian sehingga I Wayan Widodo dan kelompok taninya mampu menjual bibit tanaman cabai maupun tanaman lainnya.
Ke depannya I Wayan Widodo memiliki rencana membuat sebuah pertanian organik dengan sistem teknologi pertanian irigasi tetes di dalam green house. Manfaatnya, selain dapat mempercepat proses pertumbuhan tanaman, juga mampu melindungi tanaman dari serangan hama sehingga mampu memberikan hasil pertanian organik dengan kualiatas yang baik.
Kendala yang mereka hadapi saat ini adalah kebutuhan modal untuk membangun sebuah green house dan perlengkapan irigasi tetes yang nilainya hampir mencapai Rp 150.000.000,-
Mudah-mudahan ke depannya ada bantuan dari pemerintah maupun donatur yang mau membantu mereka mewujudkan keinginan mereka untuk mendirikan green house. Sehingga mereka bertambah semangat untuk menekuni pertanian organik, dan dengan sendirinya akan bisa menarik minat masyarakat lebih banyak lagi untuk ikut bercocok tanam secara organik.
Dengan pertanian organik, alam dan masyarakat akan menjadi lebih sehat dan kesejahteraan masyarakat khususnya di Desa Seraya Barat akan meningkat pula.
(Narasumber: I Wayan Widodo Jatrianda)
Profil Penulis: Istri Darmiyati
Editor: Desak Pusparini