Pengetahuan Produk
11 October 2020
Upaya Pekaseh Gede Masceti dalam Mendukung Produksi Beras Sehat Ramah Lingkungan
Oleh : I Ketut Sugata
Subak Gede Masceti merupakan kumpulan dari 20 pekaseh yang “ngemong” Pura Masceti, sebagai Pura Swagina/Fungsional Pertanian dan juga sebagai Pura Kahyangan Jagat yang disungsung oleh seluruh umat Hindu di Bali.
Dalam hubungan harmonisasi dengan Ida Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, (parahyangan) masyarakat petani khususnya yang “ngemong” Pura Masceti telah merealisasikannya dalam wujud upacara/upakara.
Kelembagaan Pura Masceti dikembangkan dengan menambah kelembagaan Subak Gede Masceti, dengan langkah konkrit antara lain:
- Pengembangan Unit Usaha
- Unit usaha tani komoditas (padi, kedelai, jagung, dll)
- Unit usaha pengolahan (beras pecah kulit, juice kelor, mina-padi, dll)
- Unit usaha sarana dan prasarana produksi (benih, pupuk, alsintan, dll )
- Unit usaha pemasaran.
- Unit usaha keuangan mikro (koperasi tani, bank tani, dll)
- Pengembangan Lainnya
Mengurangi sekecil mungkin alih fungsi lahan pertanian yang berakibat pada penyempitan wilayah kerja subak yang akan mengancam keberadaan subak sendiri. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani serta kompetensi secara bersama-sama antara subak dan pihak pemerintah melalui fasilitasi Yayasan MRI baik pemerintah kabupaten, provinsi bahkan tingkat pusat.
Mengembangkan jasa lingkungan pertanian dengan wisata antara lain wisata subak menerapkan pertanian ramah lingkungan, tracking sepeda di antara jalur persawahan, mengembangkan energi terbarukan dari air, sinar matahari, angin, dll.
Mengembangkan budaya-budaya tradisional pertanian antara lain menggunakan kompos organik, pestisida organik, budidaya organik hingga pengolahan pangan organik.
- Pengembangan Pengetahuan Kearifan Lokal
a. Subak dan Eksistensinya Pada Peradaban Bali.
Umat Hindu pada umumnya dan krama subak pada khususnya memiliki tugas yang sangat mulia terkait pemenuhan sandang dan papan, yang dapat dirangkum dalam 5W yaitu:
W1. Waneh
- Lembaga Subak memiliki pengalaman yang sudah cukup terbukti dan teruji dalam mempersiapkan kebutuhan dasar kehidupan.
- Lembaga Subak memiliki wawasan ilmu pertanian dan filsafta tentang Dharma Pemaculan.
W2. Wastra
- Subak berperan dalam pemenuhan kebutuhan akan Sandang (pakaian) sebagai insan yang berbudaya adiluhung, sehingga apabila kita tampil di depan umum jangan sampai memalukan.
- Bahan baku produk Sandang (pakaian) berasal dari hasil pertanian (melalui Memacul). Sesungguhnya pemacul itu tidak bodoh tetapi cerdas, jujur, ulet, tulus, ikhlas, setia, dinamis, dan sangat peka menyikapi perubahan.
W3. Wisma
- Anggota Subak membutuhkan tempat berupa rumah atau tempat tinggal selaku umat beragama dan insan yang berbudaya, sebagai tempat mengadakan kegiatan berinteraksi secara sosial sesuai ajaran agama, adat, dan budaya yang universal dan relevan.
W4. Waskita
- Lembaga Subak memiliki visi dan misi untuk memberikan pendidikan/kompetensi, pengalaman, wawasan, dan intelektual yang berintegrasi dan akuntabel untuk menyikapi dan menyiasati perkembangan segala aspek kehidupan yang selalu bergerak dan berubah.
- Peluang yang ada kita kembangkan, rintangannya kita minimalisasi, dan ancamannya kita carikan solusi untuk obsesi/tujuan.
W5. Waras
- Sehat jasmani dan rohani, sekala dan niskala. Secara jasmani, kita sehat dengan memakan makanan hasil partanian, minum obat-obatan berbahan tanaman (Taru Premana). Sehat secara rohani, dengan mengamalkan filsafat Dasa Guna yang memberikan kebijaksanaan dan ketentraman rohani.
- Dengan adanya kesehatan jasmani dan rohani, maka kita dapat berpikir, berbicara dan berbuat untuk merumuskan sistem dalam rangka mengelola aset subak, dengan melaksanakan kewajiban merawat dan memelihara aset subak yang berupa Hamparan Sawah, Mata Air, Sungai, infrastruktur berupa Terowongan, Telabah, Got (jelinjingan), Maruwun, Tembuku, Jalan Subak, Tri Kahyangan (Pura Bedugul, Pura Ulun Suwi, Pura Masceti), bibir pantai (pertanian dalam arti luas) serta sumber daya manusia anggota (krama) subak yang berdaya guna dan berhasil guna.
b. Kebudayaan dan Alam Petirtaan Pancoran “Solas”
Ke depannya spirit pancoran solas akan terus dikembangkan dan dilestarikan menjadi tempat persembahyangan umat Hindu.
Membangun dan memfungsikan kembali air suci petirtaan pancoran solas meliputi:
- Pura Tirta Sudama
- Pura Tirta Selukat
- Pura Tirta Gelung
- Pura Tirta Nagakonci
- Pura Tirta Sumadhi
- Pura Tirta Suranadi
- Pura Tirta Ancak
- Pura Tirta Langse
- Pura Tirta Kerisan
- Pura Tirta Mumbul
- Pura Tirta Tubulesu
Dari 11 air suci tersebut, 10 sumber air merupakan tirta pengingkup dasa bayu dan 1 air suci yaitu tirta tubulesu “tirta penetral atau pemunah”.
Dari pancoran solas akan diwujudkan dengan nama “musium gangga krismas” dengan struktur berbentuk gunung dan di dalam perut gunung ada diaroma yang bergerak dengan media tri buana (laut, daratan, dan gunung.)
- Program Pertanian Ramah Lingkungan
a. Memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti jerami dan sekam sebagai kompos organik.
b. Membuat Bank Sampah Pacingkraman Luhu Karang Awak.
c. Memfasilitasi pemasaran beras sehat ramah lingkungan
PENUTUP
Subak Gede Masceti yang difasilitasi oleh Yayasan MRI memiliki prioritas program sebagai berikut:
- Meningkatkan kompetensi SDM Pekaseh/petani dan generasi milenial tingkat Provinsi Bali sampai Indonesia Timur sebagai embrio mewujudkan Kampus Alam bertaraf internasional.
- Mengangkat Pengembangan Forum Subak Desa Medahan dalam Tri Baga Upadesa.
- Membumikan Subak Gede Masceti dalam rangka memperkuat hubungan vertikal krama Subak Gede dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan hubungan horizontal antara krama subak dalam penerapan pertanian milenial ramah lingkungan kompeten.
- Membangun jaringan kolaborasi dengan Dinas/Instansi terkait secara bergotong royong.
PROFIL PENULIS
I Ketut Sugata
Pekaseh Gede Masceti