Pengetahuan Produk

27 November 2020

Masa Pandemi: Masa Rehat Bumi?

Oleh: Desak Pusparini

Sudah hampir setahun kita hidup dengan Covid-19. Kita semua tentu sudah tahu bagaimana ganasnya virus ini menyerang manusia yang sampai mengakibatkan kematian. Karena penularannya yang begitu mudah, maka jalan terbaik bagi kita adalah dengan memotong rantai penularannya.  Pemerintah sudah memberi tahu kita apa yang harus dilakukan agar terhindar dari Covid-19. Saya tak akan membahas hal ini karena kita semua sudah paham.

Yang ingin saya bicarakan adalah efek lain dari pandemi ini. Kita seperti dipaksa untuk berdiam diri di rumah. Dengan adanya aturan stay at home dari pemerintah, mau tak mau kita harus tinggal di rumah saja. Tempat-tempat hiburan dan obyek wisata otomatis tutup. Perkantoran dan sekolah-sekolah juga tutup. Jalanan jadi sepi sehingga polusi dengan sendirinya  sangat jauh berkurang. Bumi pun bisa bernapas sedikit lega karena berkurangnya beban yang harus ditanggungnya.

Bagi sebagian orang yang terbiasa beraktivitas di luar rumah, lalu terpaksa harus di rumah saja, tentu itu bukan hal yang mudah. Mereka bisa depresi karena dilanda kebosanan.

Lalu bagaimana mengatasi rasa bosan tersebut? Syukurnya banyak orang yang bisa mengambil sisi positif dari masa stay at home ini. Mereka mulai mencari kesibukan di rumah antara lain dengan bercocok-tanam. Mereka menata halaman di rumahnya, lalu  menanam apa saja yang mereka sukai. Mulai dari tanaman hias sampai berbagai jenis sayuran dan kebutuhan dapur mereka seperti cabai, tomat, umbi-umbian, dan sebagainya.

Yang tadinya mereka tak pernah berkebun karena tidak sempat atau tidak hobi, sekarang tiba-tiba rajin berkebun. Tanpa disadari, aktivitas ini membantu alam menjadi lebih hijau walaupun dalam lingkungan terkecil. Bayangkan saja kalau setiap rumah melakukan hal yang sama, tentu akan berdampak pada lingkungan yang lebih luas.

Udara di lingkungan tersebut akan jadi lebih bersih dan segar.  Sehingga sedikit banyak akan berpengaruh pada bumi.

Kalau kita renungkan, masa pandemi ini seolah-olah memberi bumi kesempatan untuk istirahat sejenak. Tak bisa kita pungkiri telah terjadi kerusakan alam/lingkungan karena eksplorasi manusia yang berlebihan pada bumi.

Pandemi ini sepertinya menjadi pengingat bagi kita bahwa bumi sudah begitu “lelah” dan benar-benar butuh rehat. Ancaman perubahan iklim juga begitu nyata. Dengan adanya pembatasan pergerakan manusia karena pandemi ini, akhirnya bumi bisa istirahat sejenak dari segala aktivitas manusia yang memicu perubahan iklim. 

Menurut penelitian beberapa ahli, langit terlihat lebih biru di beberapa belahan dunia. Lapisan ozon menjadi lebih tebal.  Udara menjadi lebih bersih karena berkurangnya emisi gas buang. Semua ini akibat dari adanya pembatasan pergerakan manusia termasuk pembatasan transportasi masal. Dengan kata lain, seolah-olah pandemi ini menjadi berkah bagi bumi untuk memulihkan dirinya.

Jangan-jangan kehadiran virus super kecil itu memang untuk memberi pelajaran atau peringatan kepada umat manusia, bahwa selama ini manusia sudah begitu berlebihan dalam mengeksplorasi bumi tanpa memberinya kesempatan untuk beristirahat.

Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari pandemi ini. Mungkin satu hal yang harus kita pegang adalah, walaupun nanti pandemi sudah berakhir, hendaknya gaya hidup kita tetap bersahabat dengan bumi. Sehingga bumi pun akan memberi yang terbaik untuk kita.

 

Profil Penulis: Desak Pusparini

(Sumber gambar: dari Google)

Daftar Artikel