Pengetahuan Produk

01 November 2020

Pertanian, Sektor yang Tetap Berjalan di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: I Putu Eka Budi Antara, SP., M.Agb

Dampak pandemi Covid-19 yang merebak di awal Tahun 2020 ini sangat besar, berbagai kalangan merasakan, tidak terkecuali Gusti Warsika. Pria asal Kelurahan Padangkerta Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem ini adalah salah seorang warga terdampak Covid-19.

Selama 14 tahun terakhir Gus Keplog (panggilan akrab Gusti Warsika) bekerja sebagai staf cook di kapal pesiar Carnival Cruise Line. Semua berubah ketika mewabahnya virus Covid-19 pada awal tahun 2020. Gus Keplog dipulangkan dari kapal pada bulan April 2020, dia pun mengikuti karantina mandiri selama 14 hari sebelum beraktivitas kembali. Semenjak itu Gus Keplog tidak memiliki penghasilan karena dia dan istrinya sama-sama bekerja di kapal pesiar.

Dia pun mulai melihat-lihat peluang yang ada. Walau memiliki latar belakang memasak, tetapi Gus Keplog tidak berniat untuk membuat rumah makan atau berjualan makanan, karena keadaan saat ini daya beli masyarakat masih rendah. Pada akhirnya dia memilih untuk mencoba peruntungan di dunia pertanian.

Pertanian adalah sesuatu yang tidak asing bagi Gus Kelpog karena orang tuanya adalah petani dan sejak kecil dia sudah membantu orang tuanya untuk bertani juga beternak. Pada bulan April, Gus Keplog membangun kandang babi dengan kapasitas 12 ekor di kampungnya yaitu di Desa Padangkerta. Setelah kandang selesai dibangun, bibit babi dimasukkan secara  bertahap. Saat ini babi peliharaannya sudah mulai menghasilkan.

Tidak hanya beternak babi, pria berbadan kekar ini juga mencoba menanam beberapa tanaman di lahan sawah. Lahan sawah miliknya yang selama ini digarap oleh penggarap diminta kurang lebih 6 are untuk dijadikan lahan percobaan. “Iya, sementara ini kita coba dulu beberapa tanaman seperti jagung manis, mentimun, terong, kacang panjang, cabai kecil, cabai besar, dan tomat. Jumlahnya tidak banyak, untuk melihat hasil panennya mana yang paling menguntungkan dan diminati konsumen itu yang akan saya kembangkan.” tutur Gus Keplog sambil merawat tanaman.

Selain itu, Gus Keplog juga mulai membersihkan lahan tegalan miliknya, dan di bulan April itu dia menanam tidak kurang dari 50 pohon pisang di sana. Dalam membudidayakan tanaman, Gus Keplog seminimal mungkin menggunakan bahan kimia dan bijaksana dalam penggunaannya. Dia tahu betul residu kimia yang ada dalam produk pertanian berbahaya bagi kesehatan dan jika aplikasinya tidak bijaksana akan merusak lingkungan sekitar.

Dia juga menunjukkan dengan langsung memakan timun sesaat setelah dipetik di lahannya sebagai bukti produknya sehat dan aman dikonsumsi.  “Pengalaman jadi cook di kapal pesiar mengharuskan untuk mendapat produk yang segar juga sehat, tidak hanya penampilan produk atau rasa tapi yang penting juga produk tersebut harus sehat untuk dikonsumsi,” tambah Gus Keplog.

Profil Penulis: I Putu Eka Budi Antara, SP., M.Agb

Editor: Desak Pusparini

Daftar Artikel