Apa Itu UMKM ?

UMKM adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh badan usaha atau perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Thn 2008.

  • Usaha mikro : kekayaan bersih mencapai Rp 50.000.000,- tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha
  • Usaha kecil : kekayaan bersih Rp 50.000.000,- hingga Rp 500.000.000,- tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Omset setiap tahunnya antara Rp 300.000.000,- s/d Rp 2.500.000.000,-.
  • Usaha menengah : kekayaan bersih dari Rp500.000.000,- hingga Rp10.000.000.000,- dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan tahunannya mencapai Rp2,5 miliar s/d Rp50 miliar,-. Bukan merupakan cabang maupun bagian dari Perusahaan Besar/BUMN.

Sebagai bentuk kepedulian pada Kemajuan Pembangunan di Propinsi Bali, kami telah menyusun beberapa tulisan, video, webinar, maupun in-class training yang dapat memberikan informasi serta langkah-langkah yang diperlukan oleh masyarakat yang hendak ber-wirausaha membangun perusahaan sendiri.

08 October 2020

Studi Kelayakan Bisnis: Pengertian, Aspek, Tujuan dan Manfaatnya

Oleh : Ni Nyoman Sutari

Ketika berniat mendirikan sebuah bisnis, ide cemerlang belum cukup untuk membuat bisnis sukses. Ada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu studi kelayakan bisnis perlu untuk dilakukan.
Meskipun penting dilakukan, akan tetapi banyak pengusaha yang kerap mengabaikan studi kelayakan ini. Akibatnya, sebagian usaha yang dilakukan terkadang menemui jalan buntu atau bahkan gulung tikar.

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan apakah suatu bisnis layak dijalankan atau tidak. Kegiatan ini meliputi identifikasi masalah, peluang, menentukan tujuan, menggambarkan bagaimana situasi bisnis dan menilai berbagai manfaat yang dihasilkan.
Dalam kaitannya dengan bisnis, studi ini bisa digunakan untuk membantu pengusaha mengambil sebuah keputusan yang tepat. Bagi seorang pemula, studi ini sangat penting dilakukan karena dapat menghindarkan pebisnis dari kerugian.

Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Saat melakukan studi kelayakan, ada banyak aspek yang harus diteliti. Pada dasarnya aspek-aspek tersebut bersifat fleksibel, sehingga bisa ditambah ataupun dikurangi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Meskipun demikian, ada beberapa aspek dasar yang pasti akan diteliti ketika analisis studi kelayakan dilakukan, antara lain:

  1. Aspek Hukum Atau Legalitas
    Salah satu aspek yang pasti diteliti ketika studi kelayakan dilakukan adalah aspek hukum atau legalitas. Hal ini menyangkut pada semua hal yang berhubungan dengan legalitas atau ketentuan hukum dalam mendirikan perusahaan. Dalam aspek hukum, poin-poin yang dianalisis yakni izin lokasi, NPWP, akta pendirian perusahaan dari notaris, Nomor Ijin Berusaha (NIB), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan perijinan-perijinan lainnya sesuai dengan jenis kegiatan usaha yang ditekuni.
  1. Aspek Ekonomi dan Budaya
    Pada aspek ekonomi dan budaya, studi kelayakan menganalisis dampak yang diakibatkan oleh perusahaan pada kondisi sekitar. Dari sisi budaya, studi kelayakan akan menganalisis bagaimana perusahaan mempengaruhi adat istiadat di daerah sekitar.  Sedangkan dari sisi ekonomi, analisis yang dilakukan yakni bagaimana perusahaan berdampak pada tingkat pendapatan per kapita di wilayah tempat perusahaan didirikan.
  1. Aspek Pasar dan Pemasaran
    Pasar dan pemasaran merupakan aspek dasar yang diteliti dalam studi kelayakan. Analisis yang dilakukan pada aspek ini akan menjawab pertanyaan apakah produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki peluang pasar.
    Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni potensi pasar, jumlah konsumen, daya beli masyarakat, segmentasi, situasi persaingan di industri tersebut, dan lain-lain.
  1. Aspek Manajemen
    Studi kelayakan juga turut menyertakan aspek manajemen sebagai aspek dasar yang harus dianalisis. Aspek ini berkaitan erat dengan operasional perusahaan baik itu pembangunan maupun pengembangan. Dari semua aspek yang dianalisis, aspek manajemen memiliki cakupan yang sangat luas. Hal ini dikarenakan semua hal yang berhubungan dengan operasional perusahaan masuk ke dalam kategori aspek manajemen, mulai dari manajemen sumber daya, manajemen penjualan, hingga finansial perusahaan.
  1. Aspek Keuangan
    Bagi sebagian bisnis, modal adalah hal utama yang harus dimiliki sebelum membangun sebuah perusahaan. Maka dari itu aspek keuangan menjadi hal yang menentukan apakah bisnis Anda berjalan lancar atau tidak kedepannya. Proses Penganggaran adalah hal yang harus dilakukan jika Anda ingin melakukan perencanaan bisnis yang matang.

 

Tujuan Melakukan Studi Kelayakan Bisnis

Seperti yang telah diketahui, studi kelayakan bisnis memiliki peranan yang vital dalam menentukan keberhasilan sebuah bisnis. Namun, apa sebenarnya tujuan dari kegiatan ini?

Pada dasarnya, tujuan utama seorang pebisnis melakukan studi kelayakan adalah untuk mengukur apakah sebuah bisnis berpeluang memiliki kelanjutan jangka panjang atau akan berhenti pada titik waktu tertentu.

Dalam merintis sebuah bisnis, setiap pebisnis pasti ingin usahanya sukses dan berhasil. Tanpa melakukan studi ini, seorang pengusaha layaknya menerobos medan yang tidak diketahui tanpa petunjuk apa pun.

Hal ini tentunya sangat merugikan bagi pebisnis karena bisa mengakibatkan bisnis yang didirikan gagal. Sebaliknya, dengan melakukan studi ini, pebisnis bisa mengetahui terlebih dahulu apakah bisnis yang didirikan kedepannya dapat berlanjut atau tidak, sehingga dapat membantu pebisnis mengambil keputusan.

Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Ketika merintis sebuah usaha, pebisnis yang melakukan studi kelayakan, keberjalanan bisnisnya akan berbeda dengan pebisnis yang tidak melakukan studi kelayakan. Hal ini dikarenakan ada banyak manfaat yang akan didapatkan dengan melakukan studi kelayakan bisnis. Beberapa manfaat tersebut adalah:

  1. Memperkecil Resiko Kerugian
    Ketika menjalankan sebuah bisnis, ada banyak hal yang tidak bisa diprediksi. Oleh karena itu, pebisnis perlu mempersiapkan segala hal guna mengantisipasi semua hal yang terjadi di masa depan. Dengan melakukan analisis studi kelayakan, pebisnis dapat memperkecil risiko yang dapat terjadi pada perusahaan, baik itu risiko yang bisa dikendalikan maupun risiko yang tidak dapat dikendalikan. Akibatnya, apabila perusahaan merugi, kerugian yang diterima tidaklah besar.
  1. Mempermudah Perencanaan Bisnis
    Saat melakukan analisis kelayakan usaha, pebisnis akan mendapatkan segala informasi yang berhubungan dengan bisnis yang akan dirintis termasuk kelebihan dan kekurangan bisnisnya. Dari hasil analisis tersebut, pebisnis dapat lebih mudah melakukan perencanaan ke depannya. Tidak hanya itu, berkat analisis kelayakan yang dilakukan, pebisnis bisa merencanakan kegiatan yang bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan.
  1. Melancarkan Pelaksanaan Bisnis
    Melalui analisis kelayakan bisnis, program-program yang sebelumnya direncanakan dapat dieksekusi dengan lebih mudah dan akurat. Dari hasil analisis, nantinya pebisnis dapat menilai dan mengevaluasi mana saja program dan kebijakan yang memberikan keuntungan dan kerugian bagi perusahaan. Dampaknya, pelaksanaan bisnis menjadi lebih mudah untuk direalisasikan dan semua program dapat menghasilkan keuntungan.
  1. Mempermudah Melakukan Pengawasan
    Ada banyak aspek yang dianalisis ketika studi kelayakan dilakukan. Laporan-laporan hasil analisis dari berbagai aspek tersebut dapat digunakan oleh pebisnis untuk melakukan pengawasan. Selain pengawasan dari internal, sebuah perusahaan juga perlu mendapat pengawasan eksternal. Melalui hasil analisis studi kelayakan, pihak berwenang akan lebih mudah melakukan pengawasan dengan berpedoman pada laporan analisis tersebut.
  1. Mempermudah Pengendalian
    Dalam menjalankan sebuah bisnis, tidak dapat dipungkiri jika pebisnis terkadang menemui masalah dan penyimpangan. Agar masalah tersebut tidak menjadi semakin besar, pebisnis harus dapat mengendalikan masalah tersebut dengan cepat dan tepat.
    Hal tersebut dapat terwujud apabila sebelumnya pebisnis melakukan studi kelayakan. Informasi dan laporan hasil dari analisis tersebut bisa digunakan sebagai dasar menentukan aspek mana yang menjadi masalah. Kemudian, pebisnis pun bisa mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut secara tepat.

 

LANGKAH-LANGKAH STUDI KELAYAKAN USAHA

Studi kelayakan usaha dapat dibagi dalam 3 fase, yaitu :

I. FASE ANALISA PASAR

Seperti yang telah disampaikan di atas, Analisa Pasar merupakan analisa yang sangat penting dilakukan sebelum membuka sebuah usaha. Jika sebuah produk tidak memiliki pasar yang potensial, maka praktis usaha tersebut tidak akan berhasil dikembangkan.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisa pasar adalah sbb. :

a. Menentukan kebutuhan konsumen

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi manfaat (benefit) yang diperoleh oleh customer pada saat mengkonsumsi sebuah barang atau jasa.

Hal pertama yang harus kita evaluasi adalah menemukan manfaat apa yang diinginkan oleh konsumen serta hal-hal apa yang ingin dihindari oleh konsumen pada saat mengkonsumsi sebuah barang atau jasa.

Lalu semua manfaat tersebut diterjemahkan ke dalam atribut-atribut yang melekat pada produk yang dikonsumsi tersebut. Akan sangat membantu jika kita dapat me-ranking atribut-atribut tersebut dari yang paling penting sesuai persepsi dari konsumen, hingga atribut yang tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepuasan konsumen.

Selanjutnya kita dapat melakukan analisa keunggulan serta kelemahan terhadap produk-produk yang saat ini sudah ada di pasar dan menilai performance dari produk-produk tersebut terhadap tingkat kepuasan konsumen. Apakah produk yang tersedia saat ini sudah dapat memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen, atau apakah ada resiko jika konsumen mengganti produk yang telah dikonsumsi tsb dengan produk lainnya.

b. Mengevaluasi Kondisi Pasar & Lingkungan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui secara komprehensif kondisi persaingan dalam industri terkait serta mencari peluang-peluang yang masih ada.

Hal pertama yang harus dievaluasi tentunya adalah regulasi maupun aspek sosial budaya suatu daerah yang terkait dengan pengembangan industri di sebuah daerah. Kita harus dapat mengidentifikasi faktor yang dapat mendorong perubahan dalam industri terkait, mengidentifikasi faktor yang dapat menghambat kita untuk masuk dalam industri tersebut, seperti misalnya apakah masyarakat telah memiliki persepsi yang sangat kuat (fanatisme) terhadap sebuah merk, dll., dan terakhir adalah mengidentifikasi faktor kunci (key success factor) agar dapat sukses bersaing dalam industri terkait.

c. Menentukan Pasar yang Potensial

Adapun tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi kelompok/ segmen pasar yang saat ini ada sesuai dengan karakteristik-nya masing-masing, serta mengukur potensi dari masing-masing pasar yang ada.

Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi item/ karakter yang mencerminkan kondisi dari masing-masing kelompok/ segmen pasar yang telah ada, misalnya pengelompokan sesuai umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, pekerjaan, dll. Setelah kita berhasil melakukan pengelompokan atau segmentasi pasar, maka selanjutnya yang harus kita identifikasi adalah bagaimana kecenderungan perilaku kelompok tersebut dalam memilih sebuah produk, serta siapa pemain utama di masing-masing kelompok/ golongan/ segmen tersebut.

Dalam tahap ini, jika tidak tersedia secondary data hasil penelitian seperti yang kita butuhkan, maka sebaiknya kita melakukan penelitian/ pengumpulan data secara langsung ke konsumen, misalnya dengan melakukan penyebaran quisioner, wawancara, pengamatan, dll.. Selanjutnya hasil pengumpulan data tersebut dapat diolah dengan tools/ program analisa statistik yang saat ini sudah sangat banyak berkembang, sehingga kita memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas mengenai perilaku/ karakter dari segmen pasar yang ada saat ini, lengkap dengan preferensi (pandangan) mereka terhadap sebuah produk.

Urutkan segmen pasar tersebut berdasarkan potensi daya tariknya, dengan demikian kita akan memiliki gambaran yang jelas mengenai seberapa besar potensi dari masing-masing segmen pasar yang ada.

II. FASE PENENTUAN POSISI PASAR

Fase II dari Studi Kelayakan Bisnis adalah melakukan analisa lebih lanjut atas posisi/ segmen pasar yang akan kita tuju. Pada tahap ini analisa yang kita lakukan sudah lebih mengerucut/ spesifik dibandingkan dengan analisa-analisa yang telah dilakukan pada Fase sebelumnya (I).

a. Menganalisa Persaingan Pasar

Adapun tujuan dari analisa kali ini adalah untuk mengevaluasi kekuatan & kelemahan yang dimiliki oleh produk utama (market leader) yang saat ini telah ada di market, mengidentifikasi tantangan saat bersaing di pasar, serta mencari kesempatan/ peluang yang masih ada.

Langkah awal yang harus diambil adalah mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari produk-produk yang saat ini menjadi pemain utama dalam masing-masing segmen pasar yang ada. Dari hasil identifikasi tersebut kita akan dapat menilai faktor apa yang menyebabkan sebuah produk berhasil sukses bertahan di pasar terkait, dalam jangka waktu panjang.

Dari hasil analisa tersebut, kita dapat menilai celah pasar (niche) yang masih bisa dimasuki. Dan tentunya sebelumnya kita harus memperhitungkan kemampuan/ daya saing produk kita pada saat diluncurkan.

b. Menganalisa Daya Saing Internal

Tujuan yang ingin dicapai dari analisa ini adalah untuk mengetahui atau mengukur kemampuan/ tingkat kesuksesan produk kita pada saat masuk ke pasar yang akan dituju.

Hal pertama yang harus dilakukan tentunya adalah menganalisa kelebihan serta kelemahan dari produk yang kita kembangkan. Dari hasil identifikasi ini kita akan dapat menentukan area-area mana yang masih memerlukan perbaikan/ improvement. Kita juga harus mengevaluasi kembali sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh produk kita sesuai dengan faktor-faktor kunci yang mempengaruhi segmen pasar yang ada.

Dari hasil evaluasi ini kita akan dapat membuat perkiraan awal mengenai tingkat keberhasilan produk kita pada saat diluncurkan (memformulasikan beberapa perkiraan/ skenario tingkat keberhasilan).

c. Menentukan Target Pasar

Hal yang ingin dicapai dari tahap terakhir pada analisa Fase II ini adalah kita dapat menentukan atau memilih Target Pasar yang jelas dengan karakter yang terukur.

Dalam tahap ini kita harus menyesuaikan antara Manfaat maupun Sumber Daya yang dimiliki oleh produk kita dengan Target Pasar yang akan dituju. Menyelaraskan manfaat yang terbaik yang dapat disediakan oleh produk kita sesuai dengan kondisi di setiap pasar yang ada. Menentukan aspek-aspek penentu (faktor kunci) pasar, baik itu yang berada di atas, yang akan, maupun di bawah dari segmen pasar yang akan dituju (contohnyanya ukuran, income, umur, dll).

Pilihlah analisa yang paling mendalam dan tepat yang dapat memberikan dampak yang paling signifikan terhadap keberhasilan produk kita

III. FASE PERENCANAAN USAHA

Fase III merupakan fase terakhir dalam proses Analisa Studi Kelayakan Bisnis. Fase ini merupakan tahap finalisasi apakah sebuah bisnis atau usaha benar-benar layak untuk direalisasikan atau tidak.

a. Melakukan Analisa Keuangan

Output yang diharapkan dalam proses ini adalah Hasil Analisa Keuangan, lengkap dengan asumsi & akun-akun spt fixed cost, variable cost, revenue, investment cost, net profit value, break event point, rasio-rasio keuangan, dll. Dari hasil analisa inilah dapat disusun rekomendasi final untuk menentukan keputusan apakah bsnis layak atau tidak untuk dilanjutkan.

Analisa keuangan ini mengandung beberapa hal yang sangat penting, yaitu :

  • Menentukan investasi yang perlu & penting untuk dilakukan.
  • Membuat beberapa skenario keuangan dengan memperhatikan variable kunci yang diperhitungkan pasar (spt. Penerimaan Pasar, Harga, Isu, dll).
  • Menilai ketahanan kondisi finansial kita berdasarkan skenario yg telah dibuat dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai.
  • Membuat perkiraan range (batasan) tingkat keuntungan yang bisa diperoleh.

Penentuan angka target kuantitatif yang disertai dengan asumsi-asumsi inilah yang dapat digunakan untuk menentukan kapan sebuah bisnis atau usaha dapat mencapai Posisi Kembali Modal atau Break Event Point (BEP).

b. Menyusun Strategi & Rencana Kerja

Adapun rekomendasi terakhir yang diharapkan dari Tahap Akhir proses Studi Kelayakan Bisnis ini adalah berupa Comprehensive Strategic Planning (Strategi bisnis yang menyeluruh) serta Action Plan (Rencana Kerja lengkap dengan jadwal yang detail), yaitu berupa :

  • Strategi Bisnis: Bagaimana cara menyaring nilai-nilai yang ada di pasar dengan menyediakan beberapa benefit dalam produk yang dikembangkan (diferensiasi, strategi biaya).
  • Strategi Marketing: Bagaimana cara terbaik mempublikasikan/ memasarkan manfaat dari produk kita
  • Strategi Operasional: Bagaimana cara menyampaikan produk agar sampai pada konsumen
  • Manajemen Resiko: Mengidentifikasi resiko-resiko yang mungkin terjadi.
  • Strategi Berhenti: Disediakan juga strategi berupa pilihan untuk keluar jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
  • Membuat Sistem Monitoring yang dapat melakukan proses pengawasan yang ketat selama proses pengembangan usaha.

 

Demikianlah langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat sebuah Studi Kelayakan Bisnis.

Selamat Mencoba & Semoga Berhasil !




PROFIL PENULIS

Ni Nyoman Sutari
Praktisi UMKM


Daftar Artikel